Rencana untuk menyatukan kembali wilayah Jerman pertama kali diajukan oleh Josef Stalin pada tahun 1952. Stalin mengusulkan agar Negara Jerman yang satu itu bersifat netral dengan sebuah perbatasan timur yang disebut sebagai Perbatasan Oder-Neisse, dan pasukan Sekutu dipindahkan pada tahun itu juga. Selain itu, diusulkan pula olehnya bahwa nantinya Negara Jerman itu bergabung dengan Pakta Warsawa. Sebaliknya, Pemerintahan Jerman Barat di bawah Kanselir Konrad Adenauer, menghendaki integrasi lebih dekat dengan Eropa Barat, dan memintan penyatuan kembali dirundingkan dengan syarat pemilihan umum seluruh Jerman serta dipantau Dunia Internasional. Karena tiada titik temu, maka usulan itu akhirnya tidak menjadi kenyataan. Harapan untuk penyatuan kembali Jerman muncul ketika program keterbukaan politik digelindingkan oleh pemimpin Uni Soviet, Michael Gorbachev, pada tahun 1985. Reformasi politik itu, mulai berhembus ke Blok Timur, diantaranya ke Jerman Timur serta memunculkan harapan baru di sana.
Seiring dengan itu, pada bulan Agustus 1989, pemerintahan reformis Hingaria melonggarkan peraturan ketat di perbatasannya dengan Austria, dan ribuan warga Jerman Timur bisa melarikan diri ke Barat melalui Hongaria. Selanjutnya perpindahan warga Jerman Timur ke Jerman Barat terus berlanjut, antara lain lewat Polandia. Sementara itu, demonstrasi menentang rezim Jerman Timur berawal di tanah air sendiri, terutama demonstrasi-demonstrasi di Leipzig. Pada peringatan hari ulang tahun ke-40 Jerman Timur, Gorbachev berkunjung ke sana tanggal 6-7 Oktober 1989. Dalam kunjungannya itu, ia memberikan dukungan kepada para pemimpin Jerman Timur untuk menerima perubahan. Selanjutnya, pada tanggal
18 Oktober terjadi perubahan kepemimpinan di Jerman Timur dengan mundurnya Erich Honecher, dan digantikan oleh Egon Krenz, yang kemudian diikuti oleh bubarnya kabinet pemerintahan. Kejadian itu memicu warga Jerman Timur berbondong-bondong pergi ke perbatasan, dan merusak Tembok Berlin.
Pemilihan umum bebas pertama dan satu-satunya dalam sejarah Jerman Timur dilaksanakan pada tanggal 19 Maret 1990. Kemudian pemerintahan yang terbentuk setelah pemilu itu, diberi mandat untuk berunding dengan Jerman Barat mengenai kesepakatan penggabungan kedua negara tersebut.
Tidak lama kemudian disusul dengan bubarnya kabinet Jerman Timur dan Partai Politbiro Partai Komunis sebagai lembaga tertinggi di Jerman Timur. Selang lima hari kemudian Tembok Berlin dan perbatasan lainnya dinyatakan terbuka. Sejak itu jutaan warga Jerman Timur mengunjungi Berlin Timur.
Meskipun Tembok Berlin telah dinyatakan terbuka, namun proses reunifikasi kedua Jerman baru terjadi pada Pertemuan Ottawa. Pertemuan itu diadakan tanggal 20 November 1989 dan diadakan di Ottawa. Pertemuan itu menggrariskan formula ”Dua Plus Empat” bagi proses unifikasi Jerman. Rumus “Dua Plus Empat” itu sendiri artinya konferensi itu diikuti oleh dua Jerman yaitu Jerman Barat dan Jerman Timur, ditambah empat negara Sekutu yang sebelumnya menguasai Jerman, yang meliputi Amerika Serikat, Uni Soviet, Inggris, serta Perancis. Selanjutnya pada tanggal 14 Pbruari 1990 Kanselir Helmut Kohl dan rekannya dari Jerman Timur Hans Modrow setuju untuk mempersiapkan penyatuan mata uang dan ekonomi kedua negara.
Kemudian pada tanggal 24 April 1990 Kohl dan de Maiziere menetapkan penyatuan ekonomi dan moneter Jerman, yang selanjutnya ditindaklanjuti dengan menetapkan Deutsche Mark sebagai mata uang Jerman.
Penyatuan Jerman tidak terbatas hanya pada persoalan ekonomi, namun menyangkut pula bidang militer. Semula Menlu Uni Soviet Edward Shevardnadze dalam pertemuan “Dua Plus Empat” pertama di Bonn mengajukan usulan agar Jerman Bersatu dalam lima tahun pertama tetap dalam Pakta Warsawa atau netral, namun usul ini ditolak NATO. Akhirnya Moskow menyetujui Jerman Bersatu
bergabung dalam NATO dengan tidak menganggap lagi Pakta Warsawa sebagai musuh. Pada tanggal 13 Agustus 1990 parlemen Jerman sepakat menetapkan tanggal 23 Oktober 1990 sebagai hari penggabungan kembali kedua Jerman. Dalam sidang parlemen tersebut, 294 suara mendukung, 62 suaru melawan, serta 7 suara abstain. Reunifikasi Jerman akhirnya dilakukan lebih cepat dari rencana semula, yaitu pada tanggal 3 Oktober 1990. Selanjutnya enam hari berikutnya Tembok Berlin yang selama ini memisahkan kedua Negara tersebut segera dirobohkan.
Meskipun reunifikasi Jerman telah berlangsung dengan sukses, namun persoalan perekonomian Jerman dalam tahun-tahun pertama setelah penyatuan itu sangat berat. Ini disebabkan karena adanya kesenjangan perekonomian kedua negara itu, dimana Jerman Barat harus menyesuaikan perekonomiannya dengan Jerman Timur.[am]